Dalil tentang Maulid Nabi Muhammad SAW.
Firman Allah :
Katakanlah: jika bapak-bapak kamu , anak-anak kamu, saudara-saudara kamu, isteri-isteri kamu, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
[QS At-Taubah :24].
Tidak beriman seseorang kamu sehingga adalah saya lebih dicintai nya dari orang tua nya dan anak nya dan semua manusia..
[HR Bukhari dan Muslim].
Menelusuri sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW
Dari hasil penelusuran kami, sejarah Maulid Nabi Muhammad sudah dilaksanakan sejak jaman Nabi Muhammad SAW masih Hidup, Sedangkan tatacara perayaan maulid mengalami perubahan sejak pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193).
Cikal bakal Maulid
Dari Suwar bin Abdullah ia berkata: menceritakan kepada kami Marhum bin Abdul Aziz dari Abu Ni’amah dari Abu Utsman an-Nahdiy dari Abu Sa’id al-Khudriy ia berkata: Berkata Mu’awiyah Radhiyallaahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju halaqah para sahabat beliau, kemudian beliau bertanya, “Apa yang menyebabkan kalian semua duduk berkumpul?” Mereka para sahabat menjawab, “Kami duduk berkumpul tidak lain untuk berdo’a kepada Allah Ta’ala dan memuji-Nya atas karunia petunjuk agama-Nya dan menganugerahkan engkau (Wahai Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam) kepada kami.” Kemudian beliau bertanya, “Demi Allah, tidakkah kalian duduk berkumpul kecuali hanya untuk itu?” Jawab para sahabat, “Demi Allah, tiada kami duduk berkumpul kecuali hanya untuk itu.” Maka beliau pun bersabda, “Sungguh aku menyuruh kalian bersumpah bukan karena mencurigai kalian. Akan tetapi karena aku telah didatangi Jibril ‘alaihissalam. Kemudian ia memberitahukan kepadaku bahwasanya Allah ‘Azza wa Jalla membanggakan kalian di hadapan para malaikat
(Sunan an-Nasa’i).
MENEPIS TUDAUHAN WAHABI
Adapun pendapat yang mengatakan bahwa Maulid itu Menyerupai ajaran Yahudi dan Nasranil
Benarkah Maulid Nabi menyerupai ajaran Yahudi dan Nasrani ?
Tuduhan penyerupaan merupakan tuduhan yang mengada-ada, perayaan maulid berbeda jauh dengan cara perayaan orang Nasrani maupun Yahudi. Dalam perayaan maulid tidak ada acara menyalakan lilin yang kemudian ditiup.
Dalil kaum Wahabi dalam menyerupakan Maulid dengan Ulang Tahun :
Inilah teks penyerupaan dengan orang-orang Kristen. Sesungguhnya perayaan maulid Nabi ini menyerupai orang-orang Kristen, padahal “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum itu
(HR. Abu Daud, Ahmad dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Irwaul Gholil 5/109.)
Tatkala Nabi Shallallahu’alaihi wasallam datang ke Madinah beliau melihat orang-orang Yahudi melakukan puasa di hari ‘Asyura. Beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam bertanya, “Hari apa ini?
Orang-orang Yahudi menjawab, “Ini adalah hari baik, pada hari ini Allah selamatkan Bani Israil dari musuhnya, maka Musa ‘alaihissalam berpuasa pada hari ini. Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Saya lebih berhak mengikuti Musa dari kalian (kaum Yahudi). Maka beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan ummatnya untuk melakukannya.
(HR Al Bukhari)
Perhatikan kata :
Saya lebih berhak mengikuti Musa dari kalian, dalam Hadits tersebut.
Setelah sepakat untuk menggali parit sesuai usulan Salman al-Farisi, kaum Muslimin pun bergegas untuk melaksanakannya. Parit yang diharapkan bisa memisahkan kaum Muslimin dengan musuh ini terus dikebut pengerjaannya supaya bisa selesai sebelum musuh datang ke Madinah. Para Ulama ahli sirah berbeda pendapat tentang waktu yang dibutuhkan untuk pengga parit ini, beriksar antara enam sampai dua puluh empat hari.
(As-Siratun Nabawiyah, Ibnu Katsir, 3/180)
Ucapan ini dijawab oleh Rasulullah dengan doa:
Ya, Allah sesungguhnya tiada kebaikan kecuali kebaikan akhirat maka berikanlah berkah kepada kaum Anshar dan Muhajirin
Bagaimana jawabannya jika mereka mengatakan pujian dalam Maulid adalah berlebihan ?
Dalil kaum Wahabi dalam menuduh maulid sebagai pujian yang berlebihan kepada Nabi Muhammad saw, seperti yang ditulis dalam situs ini
Larangan Memuji Berlebihan
Dari Abu Bakrah radhiallahu anhu dia berkata: Ada seseorang yang memuji temannya di sisi Nabi shallallahu alaihi wasallam maka beliau bersabda:
Celaka kamu, kamu telah memenggal leher temanmu, kamu telah memenggal leher temanmu -berulang-ulang-. Kalaupun salah seorang di antara kalian harus memuji temannya maka hendaknya dia mengatakan: Aku mengira dia seperti itu dan Allahlah yang menghisabnya, aku tidak memuji siapapun di hadapan Allah.
(HR. Muslim no. 3000)
Sungguh kamu telah mencelakakan -atau mematahkan punggung- lelaki itu.
(HR. Muslim no. 3001)
Kalimat ‘mematahkan punggung’ adalah kiasan dari mencelakakan.
Dari Al-Miqdad bin Al-Aswad radhiallahu anhu dia berkata:
“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memerintahkan kami untuk menaburkan tanah ke wajah-wajah orang yang berlebihan dalam memuji.
(HR. Muslim no. 3002)
TOKOH WAHABI YANG MELARANG MAULID
Utsaimin
Abdillah Muhammad Bin Shalih Bin Muhammad Bin Utsaimin Al-Wahib At-Tamimi. Dilahirkan di kota Unaizah tanggal 27 Ramadhan 1347 Hijriyah.
Di antara alasan al-‘Utsaimin melarang Maulid Nabi SAW adalah pernyataannya sebagai berikut ini:
1. Malam kelahiran Rasulullah SAW tidak diketahui secara qath’i (pasti), bahkan sebagian ulama kontemporer menguatkan pendapat yang mengatakan bahwasannya ia terjadi pada malam ke 9 (sembilan) Rabi’ul Awwal dan bukan malam ke 12 (dua belas). Jika demikian maka peringatan maulid Nabi Muhammad r yang biasa diperingati pada malam ke 12 (dua belas) Rabi’ul Awwal tidak ada dasarnya, bila dilihat dari sisi sejarahnya.”
TOKOH WAHABI YANG MENGANJURKAN MAULID
Ibnu Taymiyah Abul Abbas Taqiuddin Ahmad bin Abdus Salam bin Abdullah bin Taimiyah al Harrani.
Ibnu Taimiyah
yang biasa disebut dengan nama Ibnu Taimiyah saja (lahir: 22 Januari 1263/10 Rabiul Awwal 661 H – wafat: 1328/20 Dzulhijjah 728 H), adalah seorang pemikir dan ulama Islam dari Harran, Turki.
Pendapat Ibnu Taymiyah Tentang Maulid Nabi
Ibnu Taymiyah berkata :
Adapun mengagungkan maulid dan menjadikannya acara rutin, itu dikerjakan oleh sebagian manusia, dan mereka mendapat pahala yang besar karena tujuan baik dan pengagungannya terhadap Rasulullah SAW.
[Kitab Iqtidha' Shirathil Mustaqim : 297].
Adapun mengagungkan maulid dan menjadikannya acara rutin, itu dikerjakan oleh sebagian manusia, dan mereka mendapat pahala yang besar karena tujuan baik dan pengagungannya terhadap Rasulullah SAW.
[Kitab Majmu' Fatawa 23: 134].
Ibnu Katsir
Ismail bin Katsir (gelar lengkapnya Ismail bin 'Amr Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi, Imaduddin Abu Al-Fida Al-Hafizh Al-Muhaddits Asy-Syafi'i), Beliau adalah seorang pemikir dan ulama Muslim. Namanya lebih dikenal sebagai Ibnu Katsir.
Ulama ini meninggal dunia tidak lama setelah ia menyusun kitab Al-Ijtihad fi Talab al-Jihad (Ijtihad Dalam Mencari Jihad) dan dikebumikan di samping makam gurunya, Ibnu Taimiyah.
dan ibnu taimiyah guru besar muhammad bin abdul wahhab cinta Maulidurrosulullah Saw.
Ibnu taimiyah gurunya muhammad bin abdil wahhab yg banyak bertentangan dgn madzhab 4, tetapi dalam mualidan ibnu taimiyah sangat mendukung, tapi aneh sekarang pengikutnya anti maulidan.
Iqtidoussirotolmustaqim halaman 297....
ويقول ابن تيمية في كتابه اقتضاء الصراط المستقيم ص/297
: فتعظيم المولد واتخاذه موسما قد يفعله بعض الناس ويكون له فيه أجر عظيم لحسن قصده وتعظيمه لرسول الله صلى الله عليه وآله وسلم
Tambahan.
Ibnu taimiyah berkata ;
Mengagungkan perayaan maulid dan menjadikanya scara berkala sbagaimana yg dilakukan sbagian org maka terdapat di dlmnya pahala besar krn baik maksud dan pengagungannya kpn arrosul"
(Assirotu alhalabiyah(1/83-84)
Pendapat Ibnu Katsir Tentang Maulid Nabi
Ibnu Katsir memuji Raja Mudhaffar Abu Sa’id Al-Kukburi sebagai berikut :
Dan dia Raja Mudhaffar menyelenggarakan Maulid yang mulia di bulan Rabi’ul awwal secara besar-besaran. Ia juga seorang raja yang cerdas, pemberani kesatria, pandai, dan adil, semoga Allah mengasihinya dan menempatkannya ditempat yang paling baik.
[Kitab Bidayah wan-Nihayah 13 :136]
Abu Lahab menjawab : “Sejak aku tinggalkan kalian [mati], aku tidak pernah mendapat kebaikan sama sekali, selain aku diberi minuman di sini [Abu Lahab menunjukkan ruang antara ibu jarinya dan jari yang lain] karena aku memerdekaan Tsuwaybah”.
[Kitab Bidayah wan-Nihayah 2 : 272-273, kitab Sirah Al-Nabawiyah 1 :124, kitab Maulid Ibnu Katsir 21].
Sungguh malam kelahiran Nabi SAW adalah malam yang sangat mulia dan banyak berkah dan kebahagiaan bagi orang mukmin dan malam yang suci, dan malam yang terang cahaya, dan malam yang sangat agung.
[Kitab Maulid iIbnu Katsir 19],
Al-Dzahabi
Syamsuddin adz-Dzahabi yang dikenal sebagai seoarang sejarawan dan penulis biografi para ulama. Ia lebih dikenal dengan nama adz-Dzahabi, lahir di Damaskus pada tahun273 H / 1274 M. Hasrat intelektual adz-Dzahabi begitu tinggi sehingga menjadikandirinya menguasai pelbagai disiplin ilmu pengetahuan keislamanan
Pendapat Imam Al-Dzahabi Tentang Maulid Nabi
Az-Zahabi juga memuji Abu Said Al-Kukburi :
Dan adalah ia [Raja Mudhaffar] itu yang rendah diri, dan baik dan juga Sunni [Ahlus Sunnah Waljama'ah] dan ia mencintai Fuqaha’ [Ulama Fiqih] dan Muhadditsin [Ulama Hadits]“.
( Siyar A'lam An-Nubala' 22 : 336)
Ibnu Hajar al-Haitami
Nama lengkap beliau adalah Syihabuddin Ahmad bin Hajar al Haitami, Lahir di Mesir tahun 909 H. dan wafat di Mekkah tahun 974 H. Pada waktu kecil beliau diasuh oleh dua orang Syeikh, yaitu Syeikh.Syihabuddin Abul Hamail dan Syeikh Syamsuddin as Syanawi. Pada usia 14 tahun beliau dipindahkan belajar masuk Jami’ Al Azhar. Pada Unirnersitas Al Azhar beliau belajar kepada Syeikhul Islam Zakariya al Anshari dan lain-lain.
WAFAT
Setelah beliau menebarkan ilmunya di Makkah al-Mukarramah, dihadiri oleh ribuan murid-murid yang setia kepada beliau, umur yang berkat telah di habiskan untuk mengajar umat tentang agama mereka sehingga beliau lanjut usia, sakit pun mendatangi beliau sehingga beliau terpaksa meninggalkan kursi pengajian.
As-Sarir As-Saqothy
As- Sarri As-Saqathi nama lengkapnya adalah Abul Hasan Sari bin al-Mughallis as-Saqathi adalah murid Ma’ruf al-Karkhi dan paman Junaid al-Baghdadi. Beliau adalah seorang tokoh sufi yang terkemuka di Baghdad dan pernah mendapat tantangan dari Ahmad bin Hambali. Mula-mula ia mencari nafkah dengan berdagang barang-barang bekas dan beliau meninggal pada tahun 253 H / 867 M
Pendapat beliau tentang Maulid NAbi Muhammad SAW : Siapa yang pergi ke suatu tempat yang dibacakan di dalamnya maulid Nabi saw. maka sesungguhnya ia telah pergi ke satu taman dari taman-taman syurga, karena tidaklah ia menuju ke tempat-tempat tersebut melainkan lantaran kerana cintanya kepada Nabi saw. Sesungguhnya Rasulullah saw. telah bersabda: “Sesiapa yang mecintaiku, maka ia akan bersamaku di dalam syurga.
(sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)
Fakhruddin ar-Rozi
Seorang ahli tafsir, beliau bernama Muhammad bin 'Amru bin Husain bin Hasan bin 'Ali abu 'Abdullah fakhruddin arrazy Alquraisyi alkubra Attaimy, masih keturunan Abu bakar assiddiq radhiallahu anhu.
Siapa yang membaca maulid Nabi saw.
pada suatu dirham yang ditempa dengan perak atau emas dan dicampurkan dirham tersebut dengan yang lainnya, maka akan jatuh ke atas dirham tersebut keberkatan, pemiliknya tidak akan fakir dan tidak akan kosong tangannya dengan keberkatan Nabi saw.
(sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)
Imam as-Syafii
Abū Abdullah Muhammad bin Idrīs al-Shafi'ī atau yang akrab dipanggil Imam Syafi'i
(Gaza, Palestina, 150 H / 767 - Fusthat, Mesir 204H / 819M)
Pendapat beliau tentang Maulid NAbi Muhammad SAW. : Telah berkata Imam Asy-Syafi’i:
Siapa yang menghimpunkan saudaranya (sesama Islam) untuk mengadakan majlis maulid Nabi saw., menyediakan makanan dan tempat serta melakukan kebaikan, dan dia menjadi sebab dibaca maulid Nabi saw. itu, maka dia akan dibangkitkan oleh Allah pada hari kiamat bersama ahli siddiqin (orang-orang yang benar), syuhada’ dan solihin serta berada di dalam syurga-syurga Na’im.
(sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)
Junaid al-Baghdady
Syaikh Abul Qasim Al-Junayd ibnu Muhammad al-Zujaj (Junayd al-Baghdadi) adalah putera dari seorang pedagang barang pecah belah dari Nahawand dan keponakan Sarri as-Saqathi, Ia juga dekat dengan Al-Muhasibi.
Beliau lahir dan besar di Irak. Abul Qasim Al-Junayd merupakan tokoh paling terkemuka dari mazhab Tasawuf, bahkan kelak beliau mendapat gelar sebagai Sayyidush Shufiyah (Pangeran Kaum Sufi).
Al-Junayd wafat di Baghdad pada hari Sabtu tahun 297H / 910M.
Pendapat beliau tentang Maulid NAbi Muhammad SAW. : Telah berkata Junaid Al-Baghdadi semoga Allah mensucikan rahasianya:
Siapa yang menghadiri majlis maulid Nabi saw. dan membesarkan kedudukannya, maka sesungguhnya ia telah mencapai kekuatan iman”.* (sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)
Ma’ruf al-Karkhy
Nama lengkapnya Abu Mahfudz Ma’ruf bin Firus Al-Karkhi. Meski lama menetap di Baghdad, Irak, ia sesungguhnya berasal dari Persia, Iran. Hidup di zaman kejayaan Khalifah Harun Al-Rasyid dinasti Abbasiyah.
Pendapat beliau tentang Maulid NAbi Muhammad SAW. : Telah berkata Ma’ruf Al-Karkhi:
Siapa yang menyediakan makanan untuk majlis membaca maulid Nabi saw. mengumpulkan saudaranya, menyalakan lampu, memakai pakaian yang baru, memasang bau yang wangi dan memakai wangi-wangian karena membesarkan kelahiran Nabi saw, niscaya Allah akan mengumpulkannya pada hari kiamat bersama kumpulan yang pertama di kalangan nabi-nabi dan dia berada di syurga yang teratas (Illiyyin)
(sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)
Hasan al-Bashri
Hasan Al Bashri (Madinah, 642 - 10 Oktober 728) adalah ulama dan cendekiawan muslim yang hidup pada masa awal kekhalifahan Umayyah.
Hasan Al-Bashri berguru pada para sahabat Nabi, antara lain Utsman bin Affan, Abdullah bin Abbas, Ali bin Abi Talib, Abu Musa Al-Asy'ari, Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah and Abdullah bin Umar.
Pendapat beliau tentang Maulid NAbi Muhammad SAW. : Telah berkata Hasan Al-Bashri:
Aku suka seandainya aku mempunyai emas setinggi gunung Uhud, maka aku akan membelanjakannya untuk membaca maulid Nabi saw.
(sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)
Sayyidina Ali bin Abi Tholib Karomallahu wajhah,
lahir sekitar 13 Rajab 23 Pra Hijriah/599 – wafat 21 Ramadan 40 Hijriah/661, adalah salah seorang pemeluk Islam pertama dan juga keluarga dari Nabi Muhammad. Menurut Islam Sunni, Beliau adalah Khalifah terakhir dari Khulafaur Rasyidin. Beliau juga sepupu dari Nabi Muhammad, dan setelah menikah dengan Fatimah az-Zahra, ia menjadi menantu Nabi Muhammad saw.
Pendapatnya tentang Maulid NAbi :
Telah berkata ‘Ali : “Siapa yang membesarkan majlis maulid Nabi saw. dan karenanya diadakan majlis membaca maulid, maka dia tidak akan keluar dari dunia melainkan dengan keimanan dan akan masuk ke dalam syurga tanpa hisab”.
(sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)
Sayyidina Utsman bin ‘Affan Dzun-Nuraini
Utsman bin Affan 574 – 656 / 12 Dzulhijjah 35 H; umur 81–82 tahun, Beliau adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang termasuk Khulafaur Rasyidin yang ke-3. Utsman adalah seorang yang saudagar yang kaya tetapi sangatlah dermawan. Beliau juga berjasa dalam hal membukukan Al-Qur'an.
Beliau adalah khalifah ketiga yang memerintah dari tahun 644 (umur 69–70 tahun) hingga 656 (selama 11–12 tahun). Selain itu sahabat nabi yang satu ini memiliki sifat yang sangat pemalu.
Pendapatnya tentang Maulid NAbi :
Telah berkata Sayyidina Utsman: “Siapa yang menafkahkan satu dirham untuk majlis membaca maulid Nabi saw. maka seolah-olah ia menyaksikan peperangan Badar dan Hunain.
(sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)
Sayyidina Umar bin Khottob al-Furqon
Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza atau lebih dikenal dengan Umar bin Khattab (581 - November 644) adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad yang juga adalah khalifah kedua Islam (634-644). Umar juga merupakan satu diantara empat orang Khalifah yang digolongkan sebagai Khalifah yang diberi petunjuk (Khulafaur Rasyidin).
Pendapatnya tentang Maulid NAbi :
Telah berkata Sayyidina ‘Umar: “Siapa yang membesarkan (memuliakan) majlis maulid Nabi saw. maka sesungguhnya ia telah menghidupkan Islam.
(sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)
Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq
Abu Bakar lahir: 572 - wafat: 23 Agustus 634/21 Jumadil Akhir 13 H, termasuk di antara mereka yang paling awal memeluk Islam. Setelah Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar menjadi khalifah Islam yang pertama pada tahun 632 hingga tahun 634 M. Lahir dengan nama Abdullah bin Abi Quhafah,
Pendapatnya tentang Maulid NAbi :
Telah berkata Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq: “Barangsiapa yang menafkahkan satu dirham bagi menggalakkan bacaan Maulid Nabi saw., maka ia akan menjadi temanku di dalam syurga.
(sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)
Rumah Kelahiran Nabi
Ahli sejarah abad ke-7 hijrah, Abul 'Abbas al-'Azafi dan anaknya Abul Qasim al-'Azafi telah menulis didalam kitab, ad-Durr al-Munazzam (tidak pernah diterbitkan),
Sejarah perayaan Maulidurrasulullah SAW
Makkah, merupakan Ibu kepada semua Kota (semoga Allah merahmati dan memuliakannya), merupakan penghulu bagi lain-lain kota diseluruh negara Islam didalam meraikan Maulidurrasul. Al-Azraqi, seorang ahli sejarah Makkah pada abad ke 3 - hijrah, telah menulis didalam kitabnya, Akhbar Makkah (Jilid 2,ms160) tempat-tempat yang digalakkan (mustahabb) untuk menunaikan solat di Makkah antaranya ialah rumah tempat Nabi SAW dilahirkan
(Maulid al-Nabi).
Al-Naqqash, seorang 'ulama didalam bidang al-Quran mengatakan bahawa tempat kelahiran Nabi merupakan tempat dimana do'a diterima pada waktu tengahari setiap hari Isnin.
(Pendapat beliau ini tercatat didalam kitab al-Fasi, Shifa' al-gharam (Jilid 1, ms 199) dan juga kitab-kitab lain2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar